ZERO to HERO !
Kreatifitas, kegigihan dan keuletan dalam melakukan percepatan diri adalah kunci sukses karya besar orang-orang biasa dalam meluarbiasakan dirinya (Solikhin Abu Izzudin)
Kreatif
Jalan keluar tidak selalu berarti mukjizat, tetapi kemampuan menciptakan alternatif (Muhammad Anis Matta)
Jangan takut !
Bukanlah kegagalan itu sendiri menahan Anda, tapi ketakutan akan kegagalanlah yang melumpuhkan Anda (Brian Tracy).
Jadilah Pemenang !
Para pemenang berfikir tentang apa yang dapat mereka lakukan, orang yang gagal berfikir terus tentang apa yang tidak dapat mereka dan seharusnya mereka lakukan (Trutsco)
Bermimpilah !
Kenyataan hari ini adalam mimpi hari kemarin, dan mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari (Hasan Al Banna)
Selasa, 13 Desember 2016
Jumat, 28 September 2012
Pengaman hubungan singkat : sekring
Sekring (fuse) berguna untuk memutuskan atau membuka rangkaian pengontrolan motor listrlk apabila terjadi hubungan singkat. Sekring mempunyai kelebihan dan kekurangan dibanding alat pengaman lain.
Kelebihan sekring adalah :
- mempunyai kesanggupan untuk membatasi arus, sehingga apabila rangkaian mengalami gangguan, dapat diputuskan sebelum arus melebihi harga maksimum,
- mempunyai konstruksi yang lebih sederhana.
Kekurangan sekring adalah : tidak dapat diganti dengan yang baru apabila kawat leburnya putus. Oleh sebab itu, sekring hanya dlpakai untuk pengaman transformator kecil, transformator tegangan, motor 1 fasa, motor 3 fasa yang berdaya kecil, dan pengaman saluran cabang.
Berdasarkan konstruksinya, sekring dapat dibagi dalam 3 macam, yaitu sebagai berikut.
1) Sekring tipe ulir
Sekring ini mempunyai satu kawat tunggal yang kecil, pendek dan mudah mencair atau meleleh.
Kawat tunggal merupakan elemen lebur yang biasanya terbuat dart bahan logam perak, tembaga, aluminium, seng, dan timah putih. Logam perak adalah bahan yang paling baik dan banyak dipergunakan sebagai elemen lebur sekring. Hal ini karena logam perak mempunyal kemampuan menghantarkan arus yang cukup besar, titik lebur atau cair yang rendah dan tidak mudah teroksidasi oleh udara sehingga proses pemutusannya konstan dan dalam waktu yang cukup lama.
Sumber gambar disini |
Kawat sekring atau elemen lebur dlitempatkan dalam patrun yang terbuat dari bahan porselin. Jika kuat arus melampaul batas tertentu, kawat meleleh atau melebur, maka rangkalan terbuka open/off. Pasir yang ada di dalam digunakan untuk memadamkan bunga api yang terjadi pada saat pemutusan arus tersebut. Selain itu serbuk pasir berfungsi juga sebagai pendingin, karena dapat menyerap panas.
Agar segera dapat diketahui besarnya ampere patrun sekring dan sekrup kontak, maka pada mata patrun diberi tanda berwama sebagai berikut.
6A : hijau , 20A biru , 25A kuning , 10A merah, 35A hitam , 15A abu-abu, 50A putih, , 60A kuning emas .
Besar sekring dalam suatu rangkaian harus disesuaikan dengan besarnya alat pemakat listrik yang ada dalam rangkaian Itu. Arus sekring harus lebih bésar atau sama dengan arus nominal alat pernakai listrik. Apabila ditulis dengan rumus:
I sekring > I nominal
atau
I sekring = 20 % sampa 30 % > nominal
|
Misalnya arus nominal motor listrik besarnya 4A, maka besarnya arus sekring yang dipergunakan 20%.
I = I n + [(20% - 30%) In]
= 4 A + (20% — 30%) 4 A]
= 4 A + (0,8 A — 1,2 A)
= 4,8A sd 5,2A
Kapasitas arus sekring untuk Instalasi tenaga atau instalasi listrik yang ada di pasaran minimum besamya 6 A, oleh karena itu untuk mengamankan motor listrik diambil sekring yang besarnya 6 A dengan jenis sekring lambat.
2) Sekring tabung
Sekring ini mempunyai elemen lebur yang ditempatkan dan dilindungi oleh tabung kertas fiber dan kedua ujungnya ditutup dengan kontak cincin perunggu. Kedua ujung elemen leburnya disambungkan kepada kontak cincin perunggu tersebut, sehingga apabila di antara kedua ujung cincin perunggu diukur dengan ohmmeter akan menunjukkan adanya hubungan.
3). Sekring Pisau
Sekring ini mempunyai konstruksi yang tertutup sehingga dapat memutuskan arus hubungan singkat yang sangat besar tanpa menimbuilcan ledakan. Oleh karena itu, sekring ini dipergunakan untuk pengaman instalasi listrik di atas 63A.
Patrun atau tabung terbuat dari bahan porselen yaitu jenis paduan bahan yang sangat kuat. Kedua ujung patrunnya ditutup dengan pelat logam, sehingga tercipta suatu ruangan pemadam yang aman.
Dalam ruang pemadam tersebut diletakkan elemen lebur yang berbentuk pita tipis dan bahan perak. Ujung-ujung dari elemen lebur dthubungkan ke pelat-pelat penutup tabung yang mempunyai hubungan pula dengan kontak pisaunya. Pasir kuarsa digunakan sebagai bahan pemadam bunga api apabila terjadl arus hubungan singkat.
Sekring pisau juga dilengkapi dengan alat pemegang yang di dalamnya terdapat pegas penahan, demikian pula pada patrun pisaunya terdapat pinggulan yang menyerupai anak kunci dan dapat masuk ke dalam alat pemegangnya. Apabila patrun pisau ditanik oleh alat pemegang, maka pegas penahan akan mengunci pinggulan tersebut sehingga patrun pisaunya tidak lepas.
Oleh karena itu, dengan menggunakan alat pemegang ini, operator dapat memasang dan melepas patrun pisau dengan aman tanpa harus memutuskan tegangan listriknya.
Bagian lain dan sekring pisau adalah tempat patrun yang terbuat dani bahan porselen. Pada tempat porselen terdapat kontak-kontak pegas yang terbuat dari logam baja dilapisi perak. Kontàk pegas berfungsi untuk menjepit kontak pisau di mana patrun pisaunya ditempatkan.
Perlu diketahui bahwa jenis sekring yang dipergunakan untuk pengaman hubungan singkat pada motor listrik adalah jenis sekring lambat, sedangkan sebagai pengaman instalasi penerangan dipergunakan jenis sekring cépat.
Jika motor diamankan dengan sekring cepat maka sekringnya akan putus setiap motor itu dijalankan, sebab pada,saat start, motor akan mengambil arus yang besarnya mencapai 4 sampai 6 kali arus nominalnya.
Kawat atau elemen lebur sekring lambat, terbuat dari bahan tembaga yang dilapisi perak untuk mencegah terjadinya oksidasi. Pada elemen lebur diberi beberapa lubang udara dengan maksud untuk memperbesar tahanan elemen leburnya dan menambah pendinginan. Dengan diberinya lubang-luhang udara, maka panas yang terjadi pada elemen lebur akan berkurang, karena adanya sebagian panas yang diradiasikan melalui lubang udara tadi. Akibatnya temperatur menjadi berkurang Sehingga untuk memutuskan elemen lebur memerlukan waktu yang cukup lama. Perlu diingat bahwa pada porselen sekring lambat terdapat tanda T.
Cara pemakaian sekring pada rangkaian motor listrik adalah dengan memasang sekring atau pengaman tersebut pada kawat fasa (-),
Sekring akan segera memutuskan arus ke motor, apabila terjadi hubungan singkat antara kawat fasa dengan kawat nol, hubungan singkat antara lilitan dengan badan motor atau hubungan singkat antara lilitan motor itu sendiri.
Pengaman motor listrik
Pengaman motor listrik pada pengontrolan motor listrik terdiri atas 3 macam, yaitu sebagai berikut.
1. Pengaman Hubungan Singkat
Arus hubungan singkat dalam suatu rangkaian motor terjadi karena adanya hubungan singkat. Baik hubungan singkat dalam lilitan motor maupun hubungan dari komponen-komponen pada rangkalan motornya. Arus hubungan singkat pada rangkaian tersebut menimbulkan panas yang berlebihan pada motor dan komponen-komponen lain, yang dapat menimbulkan kerusakan. Maka, untuk melindungi motor listrik digunakan alat pengaman. Macam alat pengaman yang digunakan, yaitu : sekring dan pengaman otomatis.
2. Pengaman Beban Lebih
Berbicara masalah beban dalam rangkaian listrik, akan teringat pada beban fisik yang berupa lampu-lampu, tahanan, beban mekanik dari motor listrik dan sebagainya. Apabila motor mengangkat beban yang lebih berat, maka arus yang mengalir pada motor itu akan bertambah besar.
Suatu motor listrik dikatakan mempunyai beban lebih, apabila arus yang mengalir melebihi arus nominalnya.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa motor yang berbeban lebih akan menyerap arus yang berlebihan, sehingga timbul panas yang tinggi. Panas yang tinggi dan terus-menerus akan menyebabkan kerusakan pada lilitan motor, yang akhirnya dapat membakar lilitan motor.
Besar panas yang dihasilkan oleh arus listrik dinyatakan dengan persamaan:
Peu = e. I 2. R. t.
di mana :
e : Konstanta Joule
Dari sini ternyata panas itu merupakan kuadrat dari arus. Apabila arus itu naik menjadi 2 kali, maka panasnya naik menjadi 4 kali. Oleh karena itu, untuk melindungi atau mengamankan motor dari panas yang berlebihan, maka dipasanglah relay suhu beban lebih. Dalam perdagangan, dikenal dengan nama Thermal Overload Relays (TOR).
e : Konstanta Joule
Dari sini ternyata panas itu merupakan kuadrat dari arus. Apabila arus itu naik menjadi 2 kali, maka panasnya naik menjadi 4 kali. Oleh karena itu, untuk melindungi atau mengamankan motor dari panas yang berlebihan, maka dipasanglah relay suhu beban lebih. Dalam perdagangan, dikenal dengan nama Thermal Overload Relays (TOR).
3. Pengaman hubungan singkat dan beban lebih
Alat yang dapat melindungi motor listrik terhadap adanya hubungan singkat dan beban lebih dalam perdagangan dikenal dengan nama "Pengaman Pemutus Rangkaian Motor atau Motor Protection Circuit Breaker (MPCB).
Di dalam MPCB terdapat dua buah relay yaitu relay magnet dan relay thermis. Relay magnet akan memutuskan rangkaian apabila terjadi hubungan singkat, sedangkan relay therrnis akan memutuskan rangkaian apabila terjadi beban lebih pada motor. Konstruksi MPCB ada yang dilengkapi dengan pengaman terhadap tegangan rendah, ada yang tidak. Apabila motor listrik dikontrol langsung dengan menggunakan MPCB, maka gunakanlah MPCB yang dilengkapi dengan relay pelindung terhadap tegangan rendah.
Sebaliknya apabila motor dikontrol dengan menggunakan kontaktor magnet, maka gunakanlah MPCB yang tidak dilengkapi dengan relay pelindung terhadap tegangan rendah, sebab kontaktor magnet itu sendiri sudah dapat melindungi sendiri terhadap adanya penurunan tegangan.
Sistim pengontrolan motor listrik
Berdasarkan kerja dari sistem peralatan kontrolnya, pengontrolan motor listrik dibagi dalam dua bagian utama yaitu:
- Sistem Pengontrolan Terbuka (Open Loop System),
- Sistem Pengontrolan Tertutup (Closed Loop System).
a. Sistem Pengontrolan Terbuka
Untuk mendapat gambaran tentang sistem pengontrolan terbuka (open loop system), dapat diambil suatu contoh mesin tenun pembuat kain. Jika mesin tenun akan dioperasikan, maka sumber dáya listrik akan dialirkan melalui peralatan kontrol, kemudian motor listrik bekerja dan selanjutnya mesin tenun melaksanakan tugas untuk menenun serat-serat benang menjadi kain.
Apabila salah satu serat benang terputus, sakelar pada peralatan kontrol harus dibuka, maka daya listrik kepada motor terputus, akibatnya mesin tenun berhenti.
Di sini diperlukan seorang operator pengamat yang akan membuka dan menutup sakelar apabila terjadi benang putus. Hal ini dilaksanakan berdasarkan pengamatan operator pada mesin tenun. Sistem kerja pengontrolan seperti ini disebut sistem pengontrolan terbuka.
Gambar blok diagram sistem pengontrolan terbuka |
b. Sistim Pengontrolan Tertutup
Apabila fungsi operator pada mesin tenun di atas digantikan oleh sakelar mini (micro switch) yang dipasang pada serat benang, maka sistem pengontrolan terbuka dapat menjadi sistem pengontrolan tertutup (Closed Loop System), lihat gambar berikut :
Apabila salah satu serat benang pada mesin tenun putus, maka segera akan diberikan signal kepada sakelar mini. Akibatnya posisi kontak dari sakelar mini tertutup, arus listrik mengalir pada peralatan kontrol, seterusnya pemberian daya listrlk kepada motor terputus, motor listrik berhenti dan akhimya mesin tenun juga berhenti. Apabila benang yang putus tadi disambungkan, maka sakelar mini membuka lagi dan mesin tetap diperlukan tenaga operator, akan tetapi bekerjanya lebih ringan karena hanya memberikan daya listrik pada saat permulaan mesin tenun dijalankan dan menyambungkan benang putus.
Di sini terithat bahwa output mempengaruhi input, maka sistem ini disebut sistem pengontrolan tertutup.
Dengan kata lain sistem pengontrolan tentutup adalah sistem pengontrolan yang memanfaatkan pengaruh yang ditimbulkan dan hasil kerja motor untuk melakukàn perubahan operasinya, tanpa menggunakan tenaga operator.
Munculnya peralatan kontrol seperti Programable Logic Control (PLC) dan analog komputer, penyambungan benang putus sudah dapat dilakukan secara otomatis, tanpa harus dilakukan oleh tenaga manusia.
Dengan penerapan sistem kontrol ini memungkinkan sepuluh atau dua puluh buah mesin tenun, cukup hanya dilayani oleh satu tenaga operator.
Berdasarkan uraian dari kedua macam sistem pengontrolan tersebut, maka pemakaian sistem pengontrolan tertutup merupakan cara yang paling efisien dan efektif untuk digunakan dalam pengontrolan motor listrik, apabila dibandingkan dengan sistem pengontrolan terbuka.
Disamping keuntungan yang diperoleh ada juga kekurangannya antara lain kebutuhan tenaga manusia (man power) dalam suatu pabrik akan jauh relatif kecil apabila suatu pabrik yang menggunakan sistem pengontrolan terbuka.
Sehubungan dengan hal ini, maka penerapan sistem pengontrolan tertutup yang canggih di negara kita perlu dipertimbangkan dengan tepat dan cermat.
Kamis, 27 September 2012
Latar belakang pengontrolan
Sebelum pengontrolan mesin-mesin di Industri yang serba otomatis ini diketemukan penggunaan pengontrolan dimulai dengan yang paling sederhana misalnya pengontrolan untuk mengambil air dari dalam sumur. Orang yang mengambil air bertindak sebagai operator sekaligus tenaga penggerak.
Mengambil air yang banyak dengan alat semacam ini tentu saja memerlukan waktu lama dan tenaga yang cukup besar.
Perkembangan selanjutnya ada1ah penggunaan pompa air. Dengan pompa air, orang dapat mengambil air yang banyak dalam waktu yang tidak lama dan tenaga yang dikeluarkan tidak begitu banyak. Pengungkit yang terdapat pada pompa air merupakan alat kontrol. Dengan alat pengungkit itulah orang dapat memompa air keluar dengan jalan menekan pengungkit ke atas ke bawah.
Langkah selanjutnya dengan menggunakan mesin pompa air yang digerakkan oleh motor listrik. Untuk menyambungkan sumber daya listrik kepada motor digunakan sakelar. Sakelar berguna untuk menjalankan dan menghentlkan motor pompa air, sehingga dalam hal ini sakelarpun merupakan alat pengontrol.
Dengan motor pompa air, orang dapat mengambil air sesual dengan kebutuhan dalam waktu yang relatif slngkat dan tenaga yang relatif sedikit. Sistem pengontrolan ini termasuk sistem pengontrolan terbuka, karena untuk menjalankan dan menghentikan motor pompa air Itu maslh memerlukan tenaga operator.
Kegiatan pengontrolan terhadap bekerjanya motor listrik senantiasa berkembang, terutama setelah diperkenalkannya sakelar magnet atau kontaktor magnet, relay pengatur, tombol tekan, dan sakelar pelampung.
Dengan adanya peralatan kontrol tersebut di atas, maka pengontrolan motor pompa air dapat dibuat semi otomatis dan otomatis dengan istilah lain disebut sistem pengontrolan tertutup. Pengontrolan otomatis jika untuk menjalankan dan rñenghentikan motor pompa air tersebut, tidak lagi diperlukan tenaga manusia sebagai operator. Apabila permukaan air di dalam bak atau tangki sudah penuh, maka motor pompa air berhenti dan sebaliknya apabila permukaan air di dalam bak atau tangki telah berkurang motor pompa air bekerja kern-ball. Begitu kembali motor listrik akan bekerja dan berhenti secara berulang-ulang sesuai derigan keadaan tinggi rendahnya permukaan air di dalam bak atau tangki.
Walaupun tingkat otomatis di bidang pengontrolan mesin-mesin di industri sudah sedernlklanmajunya, tetapi pada awal pengontrolan tersebut dioperasikan, maslh tetap diperlukan tenaga operator untuk pemberilan tenaga listriknya.
Munculnya komponen elektronika seperti Silicon Control Reactifler (SCR), diac, triac, rangkaian logika (Digital Integrated Circuit, dan Microprossesor telah melahirkan pula peralatan kontrol seperti sistem pengaturan (Servo System). Programmabel Logic Control (PLC) dan micro computer. Dengan peralatan kontrol ini lebih memungkinkan dilakukan proses pengontrolan mesin-mesin yang sangat kompleks, disertai efisiensi dan efektivitas yang tinggi.
Fungsi dan kerja motor di industri
Kemampuan tenaga manusia itu sangat terbatas, oleh karena itu manusia berusaha mencari cara untuk mendapatkan tenaga yang lebih besar. Akal manusia terus berkembang, misalnya untuk mendapatkan beras sebagal bahan makanan dipakai cara-cara yang makin praktis. Mula-mula manusla menumbuk padi dengan menggunakan lesung kemudian dengan menggunakan mesin yang diputarkan atau digerakkan dengan tenaga binatang seperti kuda. Lalu dengan menggunakan kincir air sebagal penggerak mesin dan selanjutnya dengan menggunakan motor bensin atau motor listrik sebagai penggerak mesin huller.
Ternyata mesin huller dapat menggantikan para penumbuk padi, tenaga kuda, kincir air dan lebih menguntungkan.
Sebenarnya sudah sejak dulu manusia menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang paling sederhana sampai pada teknologi modem. Tenaga penggerak utama untuk memutarkan mesin-mesin di Industri digunakan motor listrik, tekanan udara atau pneumatik dan tekanan oil atau hidrolik. Mesin bubut, rnesin gerinda, mesin bor, mesin gergaji, mesin tenun, mesin pencampur, mesin giling, dan sebagalnya, tidak berfungsi tanpa adanya motor ilatrik sebagai penggeraknya.
Demikian pula mesin ban berjalan untuk memindahkan barang-barang hasil produksi dari mesin produksi ke gudang penyimpanan, tangga berjalan (elevator) dan lift.
Mengingat peranan kerja motor listrik seperti telah diuralkan di atas, maka sekarang timbul suatu pertanyaan apakah fungsi motor listrik itu? Fungsi motor listrik adalah untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik atau tenaga penggerak atau tenaga pemutar.
Untuk memudahkan pengertlan, perhatikan blok diagram fungsi motor listrik seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar blok diagram fungsi motor listrik |
Hubungan antara motor listrik sebagai penggerak dan mesin sebagal penghasil produksi dapat dilthat pada gambar berikut :
Hubungan antara motor listrik dengon mesin |
Selain motor listrik sebagai penggerak utama mesin-mesin di industri, masih ada penggerak lainnya seperti pneumatik dan hidrolik. Pneumatik digunakan sebagai penggerak mesin robot, mesin pembuat IC (Integrated Circuit), mesin CNC (Coumputer Numeric Control), mesin CAD (ComputerAided Design), dan lainnya.
Hidrolik digunakan untuk menggerakkan mesin dengan daya besar seperti mesin traktor, mesin press, mesin derek, mesin pengangkat mobil, mesin penggerak ban pesawat terbang, dsb. Dari ketiga macam penggerak tersebut, hanya motor listrik yang akan dibahas dalam blog ini, terutama mengenal sistem pengontrolannya.
Tinjauan Umum Kontrol
Kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, mengakibatkan Industri sebagai produsen tidak menggunakan cara tradisional lagi karena dianggap tidak efisien dan tidak efektif. Sekarang ini industri memanfaatkan mesin mesin tenaga listrik untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya.
Ditinjau dari segi pengoperasiannya, alat kontrol dibagi menjadi tiga macam:
- mesin yang dikontrol dengan tangan,
- mesin yang dikontrol dengan Sakelar Magnet,
- mesin yang dikontrol dengan cara Elektronika.
1. Mesin yang dikontrol dengan tangan
Mesin yang dikontrol dengan tangan (Manual Control) adalah mesin yang pengoperasiannya dikontrol secara langsung dengan tangan.
Untuk menjalankan dan menghentikan mesin tersebut digunakan sakelar tuas dan starter tangan yang dlletakkan dl dekat mesin.
Gambar blok diagram mesin yang dikontrol dengan tangan |
Beberapa kegunaan pemakaian starter tangan adalah untuk menjalankan mesin gergaji, mesin press, mesin bubut, dan mesin bor. Starter tangan yang digunakan adalah starter tangan yang dilengkapi dengan relay suhu arus lebih. Diagram rangkaian, bentuk, dan cara kerja starter tangan akan dibahas lebih terinci pada posting yang lain.
2. Mesin yang dikontrol dengan sakelar magnet
Mesin yang dikontrol dengan sakelar magnet (kontaktor magnet) adalah mesin yang pengoperasiannya dikontrol secara langsung dengan sakelar magnet. Pengontrolan mesin ini merupakan perbaikan dari pengontrolan mesin dengan menggunakan starter tangan, karena dapat memberikan keleluasaan kepada operator untuk merencanakan sistem pengontrolannya, baik secara otomatis maupun non otomatis.
Komponen pokok sistem pengontrolan mesin secara non otomatis, semi otomatis, dan otomatis terdirl atas sakelar magnet (kontaktor magnet), sekring, relay suhu arus lebih, dan tombol tekan start- stop. Kecuali itu untuk pengontrolan semi otomatis masih diperlukan lagi alat bantu kontrol seperti sakelar mini (micro switch), sakelar batas (limit switch), sakelar thermis (thermo switch), sakelar penunda waktu, dan sakelar pelampung (float switch).
3. Mesin yang dikontrol secara elektronika
Mesin yang dikontrol secara elektronika adalah mesin yang pengoperasiannya dikontrol dengan komponen-komponen elektronika. Sistem ini menggunakan kontaktor magnet dan relay.
Pemakalan komponen-komponen elektronika sebagai alat kontrol ternyata lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan alat kontrol lainnya. Keuntungannya adalah:
- pemakaian daya listrik pada rangkalan kontrol elektronika jauh lebih kecil,
- tidak memerlukan tempat yang besar, karena ukurannya relatli kecil,
- kepekaan/sensitifitas kerjanya lebih tinggi, cepat, dan teliti.
Kesimpulannya, mesin-mesin yang dikontrol secara elektronika, memerlukan komponen-komponen elektronika dalam melakukan operasi-operasi tertentu.